Skip to main content

Eksplorasi Pengetahuan Tradisional (PT) dan Ekspresi Budaya Tradiosional (EBT)




   1.      Pengetahuan Tradisional (PT) Dan Ekspresi Budaya Tradisional (EBT)
A. Manfaat PT dan EBT sebagai model adaptasi
Pada zaman dahulu kala, manusia hidup dengan keadaan belum masuknya ilmu pengetahuan seperti tahun millennium dewasa ini. Manusia zaman dahulu mengandalkan pengetahuan tradisional untuk bertahan hidup dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti: bagaimana manusia dahulu mengolah makanan mentah menjadi makanan jadi menggunakan api dengan cara menggosokkan antara batu dengan batu sehingga percikan api. Secara epistemology manusia memiliki naluri untuk mencari tahu bagaimana cara menyalakan api tersebut. Contoh lain dalam kehidupan sehari-hari pada zaman dahulu manusia mempercayai mitos sebagai pengetahuan tradisional, seperti: jika megalami gangguan kesehatan atau sakit, metode menyembuhkannya adalah dengan mandi di sutau tempat yang dikramatkan. Secara logika itu tidak masuk akal, namun secara epistemology ilmu kesahatan, mungkin ada rasionalitas tersembunyi untuk menjawab pertanyaan tersebut, misalnya di tempat itu mengadung materi atau usur alam yang dapat menyembuhkan.
Berikutnya adalah dalam ekspresi budaya tradisional dimana tempat yang dikramatkan seperti hutan atau pegunungan dianggap menghuni mahluk halus yang menyeramkan, terkandung rasionalitas tersembunyi bahwa cerita itu dibuat agar orang-orang takut untuk merusak alam dan anak-anak kecil tidak bermain jauh masuk ke dalam hutan karena dikawatirkan banyak hewan buas dan sejenisnya. Jadi dalam model adaptasi ini sesungguhnya pengetahuan tradional dan ekspresi budaya tradisional mengandung nilai positif untuk kehidupan manusia.



B.  Manfaat PT dan EBT sebagai Lambang Identitas
Sebuah tempat atau masing-masing daerah memiliki pengetahuan tradisonal dan ekspresi budaya tradisional mereka sebagai lambang identitas. Seperti di Negara india mereka meyakini bahwa hewan sapi adalah hewan yang dimuliakan setara dengan dewa. Oleh sebab itu masyarakat india tidak mengkonsumsi sapi, akan tetapi berbeda halnya dengan negara lain termasuk Indonesia yang menganggap bahwa sapi itu bukan hewan yang dimuliakan dan boleh dikonsumsi kapan saja. Dalam perkuliahan kelas Prof. Anom Kumbara, beliau menjelaskan alasan mengenai mengapa di india sapi itu dikramatkan dan disucikan serta tidak boleh dikonsumsi adalah jumlah populasi sapi di india tidak banyak dan apabila dikonsumsi terus menerus dikawatirkan populasinya akan pundah, oleh karena itulah sapi tersebut dimuliakan. Bentuk pengetahuan tradisional seperti menjadi identitas bagi negara India.
Sementara itu terkait dengan EBT, penulis mencoba meneropong pusat pariwisata Indonesia yaitu pulau Bali dengan budaya sebagai lambang identitas. Bali sendiri terkenal dengan pesona budaya seperti : tarian, lukisan, musik, upacara adat, dll. Dalam perkuliahan kelas Dr. IBG Pujaastawa mengatakan bahwa seperangkat kepercayaan tradisional mengenai lingkungan yang dianggap suci dan keramat mengandung nilai Kearifan ekologi yang berdampak positif terhadap kelestarian lingkungan. Seperti konservasi kawasan hutan dengan dibangunnya pura di sekitar hutan, kemudian konservasi flora dengan menjadikan tumbuhan tersebut tempat sakral dengan mendirikan sanggah di areal flora tersebut.
Jadi PT dan EBT seperti harus tetap dijaga keasliannya dan tetap menjadi identitas agar tidak terdegradasi oleh globalisasi. Dibalik itu semua tersimpan rasionalitas tersembunyi yaitu selain merupakan tempat suci juga terkandung nilai-nilai positif seperti konservasi lingkungan dan sebagai identitas.



C. Manfaat PT dan EBT sebagai Produk Kreasi Intelektual bernilai Komersial
Pengelolaan yang baik untuk pemanfaat PT Dan EBT dapat menjadi produk komersial bernilai tinggi. Menurut Basuki dalam jurnal ilmiahnya mengatakan kerajinan  tangan  masyarakat Aborigin  di  Australia  telah  memberikan  hasil sebesar  US$130   juta  pada  tahun  2002. Berikutnya adalah tarian kecak dan barong Bali yang dikomersialkan di GWK Bali mendapatkan antusias tinggi dari wisatawan. 
Lebih Lanjut tempat suci seperti Pemandian Tirta Empul yang berada di Tampaksiring, Gianyar, Bali. Pemandian ini masih digunakan umat Hindu Bali sebagai tempat mensucikan dan meruwat diri. Namun sejak lama tempat ini dikomersialkan menjadi obyek wisata. Berdasarkan data dari http://travel.kompas.com Pengunjung selama 2015 dari Januari-Mei ke obyek wisata ini sebanyak 163.406 orang atau rata-rata 32.000 per bulan, sementara selama 2014 tercatat 443.883 orang.
Uraian tersebut di atas menunjukkan PT dan EBT serta pariwisata dapat  berjalan  beriringan  dan  bersifat  saling  menguntungkan  jika  dikelola  secara  baik  dan  benar. Jadi dapat disimpulkan PT Dan EBT dapat menjadi produk bernilai komersial

D. Manfaat PT dan EBT sebagai Daya Tarik Wisata
PT dan EBT pada dasarnya tidak hanya memiliki nilai sebagai produk kreasi intelektual, tetapi juga  dapat  menjadi  salah  satu  daya  tarik  wisata  yang  memiliki  nilai  sangat  tinggi.  Sebagai  contoh, Angklung tidak hanya memiliki nilai ketika dimanfaatkan sebagai bagian dari seni musik yang direkam dalam  bentuk  kepingan  cakram  padat  (compact  disk),  tetapi  juga  sebagai  daya  tarik  wisata  karena wisatawan dapat ikut terlibat langsung memainkan Angklung dalam suatu acara tertentu.
Oleh karena itu, keberadaan PT dan EBT tidak dapat dipisahkan dari pariwisata. Jika PT dan EBT hilang/punah, maka  jumlah  daya  tarik  wisata  dengan  sendirinya  berkurang. Dalam  kaitannya  dengan  Merek,  produk  (barang  dan  jasa)  berbasis  PT  dan  EBT  juga  dapat menjadi daya tarik wisata. Wisatawan dapat ditawarkan untuk mengunjungi suatu destinasi pariwisata yang  memproduksi  suatu  produk  (barang  dan  jasa)  berbasis  PT  dan  EBT  yang  telah  menggunakan Merek sebagai media untuk mempromosikannya. Sebagai contoh produk kopi di Bali Pulina agrowisata yang menjadi destinasi bagi para wisatawan mancanegara maupun domestik.

   2.      Pemanfaatan PT Dan EBT Untuk Kepentingan Pariwisata Guna Mengurangi Kebocoran Devisa

  Produk berbasis  PT  dan  EBT  dapat  dimanfaatkan  seluas  untuk  kepentingan  pariwisata, selain itu juga berguna untuk mengurangi leakage (kebocoran devisa). Hal ini disebabkan produk-produk tersebut menggunakan teknologi tradisional atau infrastruktur yang telah tersedia dan relatif murah, dibandingkan jika diproduksi dengan menggunakan teknologi modern yang artinya sebagian atau seluruh teknologi tersebut harus diimpor.
EBT juga mempunyai potensi ekonomi yang menjanjikan terutama terkait dengan  industri  pariwisata  dan  industri  ekonomi  kreatif  seperti  ukir  kayu,  ukir perak,  tenunan  adalah  produk  yang  mempunyai  sumbangan  yang  cukup  besar untuk  menyumbang  devisa  negara.

    3.      Pengobatan Tradisional Balian (Ketut Liyer)
Pengetahuan Tradisonal tentang ramalan masa depan seperti membaca garis tangan, hal inilah yang dilakukan oleh ketut liyer seorang balian generasi ke-9 yang mewarisi kemampuan pengobatan alternative dan membaca garis tangan. Ubud memang terkenal dengan wellness tourism yaitu salah satu trend wisata baru dalam melakukan perjalanan.
Siapa sangka ketut liyer terlibat begitu mendunia setelah diangkat menjadi salah satu tokoh filem Eat, Pray , Love. Lebih lanjut Ketur Liyer dikabarkan pernah dikunjungi pemeran filem tersebut yaitu Julia Roberts untuk diramal oleh beliau. Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan tradisional yang mencerminkan kearifan lokal dapat menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan khususnya minat untuk pariwisata medis.
Walaupaun di dalam benak logika penulis kegiatan seperti meramal tidak dapat diterima secara empiris dalah hal keilmuan. Namun contoh kasus di atas mengatakan hal yang berbeda bahwa ada nilai-nilai kearifan local yang harus tetap dijaga kelestariaanya karena itu  merupakan bentuk lambang identitas cultural  masyarakat yang secara tidak langsung dapat membrikan manfaat kepada masyarakat itu sendiri melalui kegiatan pariwisata.

















Comments

Popular posts from this blog

Manusia mempunyai sifat yang ingin tahu tentang pariwisata, ingin tahu tentang apa; Mengapa muncul pelayanan pariwisata, dan apa gunanya pelayanan pariwisata yang baik?

             Dalam ilmu sosial (termasuk ilmu pariwisata) tidak ada kebenaran absolut. Sifat keingin tahuan disebabkan karena upaya para penstudi pariwisata untuk mencari kebenaran, keadilan, dan kebahagiaan sebagai suatu unsur hidup disiplin ilmu apapun di dunia ini. Kemuculan pelayanan pariwisata merupakan suatu posultat akan eksistensi bsinis leisure dan hospitality yang menjadi senjata utama pariwisata. Secara filosofis, pelayanan pariwisata   yang baik sebagaimana yang dimaksud merupakan salah satu unsur untuk memenuhi aspek aksiologi yang berkaitan dengan etika yaitu aspek baik dan buruknya suatu perilaku seseorang. Dengan demikian, pelayanan yang baik (quality of services) akan menghasilkan kepuasan layanan pada wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Bilamana wisatawan puas, sejalan dengan teori manajemen arus utama bahwa kepuasan layanan akan membuat konsumen (wisatawan) loyal. Milsalnya, loyalitas...

Persepsi tentang Teritorialitas Dalam Konteks Tourist Enviromental Behaviour

Persepsi tentang Teritorialitas Dalam Konteks Environmental Behaviour Kaitan privasi dengan teritorial adalah bahwa perlakuan untuk memperoleh privasi secara tidak langsung membentuk adanya penandaan teritory. Kembali pada persoalan binatang dan manusia, lebih jauh malah dinyatakan bahwa faktor budaya memainkan peranan penting dalam penandaan teritory manusia yang membedakan dengan teritori pada dunia binatang (David Stea,1965). Hal yang membedakan teritori binatang dan manusia adalah bahwa manusia masih bisa untuk melayani pendatang di wilayah teritorynya dengan beberapa pengecualian (karena adanya norma budaya yang mengatur), namun binatang akan mengusir siapapun yang melanggar wilayah teritorinya.   Dalam masalah mempertahankan teritorial ini ternyata bahwa semakin intensif ditunjukkan penandaan kepemilikan teritorial ini (misalnya dengan simbol, tanda) akan dapat mengurangi rangsangan vandalism atau serangan terhadap teritori tersebut, artinya timbul rasa hormat terha...

PERIODISASI DEFINISI TOURISM

PERIODISASI DEFINISI TOURISM TAHUN 1980-1990 PERIODE BY FORMULASI 1982 James J. Spillane Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain. 1982 Mathieson dan Wall Pariwisata sebagai "gerakan sementara orang untuk tujuan di luar tempat kerja normal dan tempat tinggal, kegiatan yang dilakukan selama mereka tinggal di tujuan tersebut, dan fasilitas diciptakan untuk memenuhi kebutuhan mereka 1982 Mathieson dan Wall Mendefinisikan pariwisata sebagai serangkaian aktivitas berupa aktivitas perpindahan orang untuk sementara waktu ke suatu tujuan di luar tempat tinggal maupun tempat kerjanya yang biasa, aktivitas yang dilakukannya selama tinggal di tempat tujuan tersebut, dan kemudaha...